******
Hari itu berlalu dengan cepat...
Senja mulai merekah dari Ufuk barat.. sudut Desa itu terlihat ramai... terlihat segerombol pemuda tengah berlajan,dengan muka kusam,rambut acak-acakan, dan bau yang menyengat sehabis bermain bola..
di seberang jalan, Ziva berjalan dengan wajah tertunduk menuntun anak-anak yang berjalan di sampingnya..
"Jangan ke tengah jalan.. Minggir,, minggir,, Awas ada motor ...
suara itu tak menggugah Anak-anak,,
justru makin menggila, bermain peci yang dikenakan sehabis mengaji..
"Assalamualaikum..
belum sampai di depan pintu rumah, Ziva mengucap salam karna melihat ibunya tengah menyapu di teras rumahnya..
''Wa'alaikum salaaam..ziva mencium tangan ibunya... dan mengambil sapu itu untuk melanjutkan pekerjaan sang ibu..
*Lantunan Ayat-ayat suci mulai di kumandangkan di masjid besar yang berada kira-kira 50 meter dari rumah Ziva...
jalanan sempit tak ber aspal depan rumah Ziva tengah di penuhi hamba-hamba Allah yang akan berjama'ah di masjid.. bersama keluarga besarnya,
Ziva selalu menyempatkan diri berjama'ah di masjid... Rumah mewah itu benar-benar tak berpenghuni ketika jam sholat maghrib tiba..sementara waktu sholat yang lain hanya ayahnya yang pergi berjama'ah...
terlihat di depan jalan Farid sedang berjalan sendiri dengan santai karna memang waktu sholat maghrib masih lama..Farid sempat menoleh ke arah rumah mewah yang berada di kiri jalan ,,
"Va..Ga ke masjid ta...?teriakan Farid mengundang perhatian ibu Ziva yang tengah bersiap menuju masjid..
"Nak Farid,, kita berangkat sama-sama ya...farid tersenyum .. lesung pipinya nampak jelas di pipi kananya meski di kejauhan...
"Iya bu,, saya tunggu disini aja..
Hmpir 9 tahun sudah keluarga Ziva mengenal farid dengan baik semenjak jadi teman SMA dulu.. tentu saja farid sama sekali tidak canggung dengan keluarga Ziva.."ehem.. denger-denger kamu mau menikah rid..?"
Ah sapa bilang Bu..? belum ada yang sreg bu...La ini anak gadis saya sudah siap...apa Ziva juga ga sreg di Hati kamu..? Farid hanya tersenyum mengusap wajahnya yang memerah...
farid tak mampu menyembunyikan rasa malu..
"Iya kak , aku liat mbak Ziva sama Mas Farid ini cocok lo... Celetus Sofi
Ziva menutupi bibir menahan tawa dengan mukena yang terbungkus dalam satu tas itu... cubitan-cubitan kecil di hujamkan kepada sang ibu dan adiknya, memberi isyarat agar jangan selalu memojokannya...
tepat di halaman masjid besar itu ,,, Adzan tengah berkumandang... canda tawa,dan gurauan itu terpecah..Farid Bersama Ayah Ziva menuju bilik kanan tempat Khusus Pria bersesuci... sementara Ibu,Ziva,dan Sofi langsung menginjakan kaki ke dalam masjid ..
shof demi shof mulai tersusun rapi di dalam masjid... "Sssssst.. sini sini.. jagan rame-rame.. salah seorang pengurus masjid memberi peringatan pada anak_anak kecil yang berada di lantai 2..Assolaatu jami'a rohimakumulloh... sang Imam berseru..
"Allahu'Akbar..
Takbir awal telah menjadikan suasana hening, begitu khidmad sampai salam terakhir...
*****
Matahari telah padamkan sinarnya,memisahkan kita setelah bersama menjalani hari yang panjang,
kini bulan telah hadir bersama indahnya gemerlap bintang yang bertabur di langit gelap malam ini.
Di sini di tempat yang sunyi ini aku sendiri,kesepian tanpa ada kamu di sampingku,
aku hanya bisa termenung di bawah sinar bulan dan bintang,
ketika mata ini mulai terpejam ku ingin titipkan salam rindu melalui bulan dan bintang di langit,
tak lupa ku ingin ucapkan selamat malam untukmu kekasih ku.
semoga kita bisa berjumpa di alam mimpi kita yang indah bersama bulandan bintang,
Selamat Malam Cinta.aku tunggu kamu di mimpiku.
belum sempat membuka pemberitahuan,pesan dll... Ziva telah memposting bai-bait puisi itu ketika ia tengah membuka akun facebooknya..
Entah pada siapa bait-bait puisi itu di tujukan..
76 pemberitahuan 17 pesan dan 9 pemintaan pertemanan satu persatu ia telateni... tiba-tiba wajahnya terkejut, dahinya mengerut matanya terbelalak melotot ,, memajukan wajahnya lebih dekat dengan layar lapy..
Entah Apa yang dirasa, ketika melihat pesan itu... yang jelas , itu membuatnya bingung...
Ziva, aku menyukaimu. Maafkan kalau aku straight to the point. Aku memang begini, suka bicara apa adanya.
Perasaanku tidak datang dengan tiba-tiba, Va, melainkan sudah kupendam sejak kali pertama aku mengenalmu, saat MOS dulu. Apalagi seyummu yang sangat manis… .
Kalau kini kukirim pesan ini, va, artinya aku sudah tidak tahan lagi memendam rasa sukaku padamu di dalam dadaku. Aku harus menyampaikan kepadamu, Kak. Tentunya lewat pesan ini.
Sebenarnya aku ingin mengatakannya langsung kepadamu va, tetapi aku belum yakin bahwa kmu ingat sama aku.
Apa kmu sudah ingat sama aku?
va, aku ingin tahu jawabanmu. kamu boleh membalas surat ini. Atau, kalau kamu tidak sempat,aku bisa menemui mu..
begitulah isi pesan yang dikirim oleh Ridho...
Ziva menghela Nafas panjang..
kemudian menutup akun facebooknya tanpa membalas pesan dan melihat semua pemberitahuan.. ...
0 komentar:
Post a Comment