Aku ingin menangis malam ini
Di bahu sunyi yang diam memelukku
Dibelai angin yang datang berhembus sesekali
Setelah lelah aku hanyut dalam tawaku
Aku ingin menangis malam ini
Setelah sekian lama kupikir telah kering air mataku
Saat kuucap selamat tinggal kepada sapu tangan tuaku
Yang kulempar jauh bersama seluruh kecengenganku
Teriakku: Akulah manusia tegar!
Hidup adalah indah, maka aku tersenyum
Hidup adalah lelucon, maka aku tertawa
Jika hidup adalah derita, maka aku tak sudi menangis!
Maka aku tertawa sepuasku
Bersenang-senang menikmati hidup dalam bijakku
Tapi biarkan aku menangis malam ini
Di keramaian siangku ada rindu pada hening. Sunyi malamku
yang lama tak tersentuh
Bilur-bilur tadabbur
Rindu belai angin malamku setelah tawa
Sekian lama membuai jiwa?
Maka biarkan malam ini aku menangis
Karena ternyata air mata tak pernah kering
Buat membasuh debu dalam kalbu?
Aku ingin menangis malam ini
Karena ternyata manusia terlalu sombong tuk menangis
Bahkan untuk dosa yang membukit
hari demi hari.
Padahal manusia terlahir menangis…
Lalu untuk apa air mata tercipta, bukankah tak hanya bahagia
yang ada di dunia?
Aku ingin menangis malam ini
Di bahu sunyi
Dibelai angin
Kupang 24 Oktober 2015