This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Saturday 19 October 2013

Two Tower


Mumpung lagi Ga Ada tugas yang harus posting
dan kebetulan malam minggu pula.
biar blog ga kosong juga...



Ketika menyaksikan film fantasi macam Lord of The Ring, orang2 boleh jadi ngeri saat melihat Mount Doom, gunung berapi yang dikuasai oleh Sauron. Itu film fantasi, jadi ya begitulah.
Tapi di dunia nyata, tidakkan orang2 mulai memahami kalau kita punya Mount Doom yang sebenar2nya. Di dekat rumah kita, perlahan tapi pasti, mulai meninggi, sebuah gunung yg disebut seluruh dunia dengan sebutan super volcano.

Tahun 1883, ketika meletus, gunung ini hanya setinggi 798m, tapi di perutnya yang berada di dalam laut, menggelegak magma dahsyat. Suara letusan gunung ini di tahun tersebut sampai ke Perth, Australia, 3.000 Km selatan Bumi, dan hingga ke Mauritius, 4.000 Km. Langit bumi menjadi gelap, suhu udara turun, dunia berubah sesaat setelah letusan terjadi. Jika bom atom yg dilepaskan ke Hiroshima kekuatannya adalah 1, maka saat gunung ini meletus, kekuatan letusannya 13.000 x dari bom atom itu.

Tahun 1883, hanya ada 978 juta penduduk bumi, korban jiwa yang tercatat ketika letusan ini terjadi adalah 36 ribu orang lebih. ratusan desa, kota di sekitarnya hancur. Bukan hanya karena letusan, tapi oleh tsunami setinggi puluhan meter yang menyapu seluruh pesisir ratusan kilometer dari ledakan gunung. Dahsyat sekali ledakannya, jika seseorang berdiri 16 km dari gunung tersebut saat meletus, dia otomatis tuli karena suaranya. Butuh 5 tahun lebih hingga suhu bumi kembali normal.

Saat meletus, pulau tempat gunung ini berada hancur, apalagi gunungnya, hilang. Tapi tahun 1927, anaknya telah kembali, tumbuh 9 meter. Tahun 1933, tumbuh jadi 67 meter, tahun 1960 menjadi 138 m, tahun 1992 menjadi 250 m, dan tahun 2012, sdh tumbuh menjadi 813 meter. Gunung ini sudah lebih tinggi saat dulu meletus di tahun 1883.

Jika kalian punya waktu, silahkan membaca tentang gunung ini, Gunung Krakatau (Krakatoa), silahkan berselancar di dunia maya. Mau tahu atau tidak, mau peduli atau tidak, gunung ini akan terus tumbuh, menggeliat. Tahun 2012 meletus dengan skala kecil, melepaskan sebagian energinya. Tahun2 depan juga akan terus meletus, terus melepaskan energinya. Entah hingga kapan, ketika akhirnya energi besar itu tidak cukup dilepaskan sedikit2, tapi sekaligus, dengan letusan yang lebih besar. Apakah gunung ini akan meledak dahsyat? Saya tidak tahu. Tapi siklus alam adalah keniscayaan. Manusia tidak bisa memprediksinya, tapi hukum alam adalah keniscayaan.

Saya hendak 'bergurau', tapi ini serius. Jika negeri kita ini semakin rusak, negeri ini semakin kacau, dan tidak ada lagi yang tersisa orang2 peduli, maka mudah saja alam menghabisi kita. Meletus saja gunung Krakatau persis seperti 1883, seratus tahun lebih silam, maka itu sudah cukup untuk menghabisi kita. Sekali pukul, Banten, Jakarta, Lampung, Jawa Barat, langsung runtuh.

Sekali pukul, meletus, diikuti dengan gempa dahsyat, Jakarta bisa rata. Catat baik2, Hiroshima hancur oleh satu bom atom saja. Krakatau meletus dengan kekuatan 13.000 x bom atom Hiroshima, maka meski jarak Jakarta setidaknya 150 KM dari gunung ini, dampak letusan itu lebih dari cukup. Dan ingat baik2, suara letusan gunung Krakatau 1883, terdengar hingga 4000 KM jauhnya. Langit bumi menjadi gelap.
Kita tidak bisa mengalahkan alam. Sesombong apapun kita.






*Tere Liye