This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Saturday 5 April 2014

Cinta Part III



“Dimana-mana tentu saja orang akan jatuh cinta ke orang yang tampil baik, keren, punya uang, pekerjaan, masa depan. Punya segala2nya. Situasi aman sentosa. Semua serba indah dan mudah.

Tapi sesungguhnya, perasaan diuji ketika situasi menjadi sulit dan rumit. Ketika kita bangkrut, dipecat dari pekerjaan, atau kecelakaan yang mengambil tampilan fisik, ketika sakit berkepanjangan. Saat situasi menjadi buruk dan sesak, dan kalimat-kalimat cinta tidak bisa dimakan atau bisa membayar tagihan-tagihan.


Ketika itulah kita tahu persis siapa yang sebenarnya mencintai kita. Siapa yang tetap berdiri di sebelah kita.”

(Tercantum di Lauh Mahfudz) -Lanjutan 2



******



Hari itu berlalu dengan cepat...

Senja mulai merekah dari Ufuk barat.. sudut Desa itu terlihat ramai... terlihat segerombol pemuda tengah berlajan,dengan muka kusam,rambut acak-acakan, dan bau yang menyengat sehabis bermain bola..

di seberang jalan, Ziva berjalan dengan wajah tertunduk menuntun anak-anak yang berjalan di sampingnya..

"Jangan ke tengah jalan.. Minggir,, minggir,, Awas ada motor ...

suara itu tak menggugah Anak-anak,,

justru makin menggila, bermain peci yang dikenakan sehabis mengaji..

"Assalamualaikum..

belum sampai di depan pintu rumah, Ziva mengucap salam karna melihat ibunya tengah menyapu di teras rumahnya..

''Wa'alaikum salaaam..ziva mencium tangan ibunya... dan mengambil sapu itu untuk melanjutkan pekerjaan sang ibu..

*Lantunan Ayat-ayat suci mulai di kumandangkan di masjid besar yang berada kira-kira 50 meter dari rumah Ziva...

jalanan sempit tak ber aspal depan rumah Ziva tengah di penuhi hamba-hamba Allah yang akan berjama'ah di masjid.. bersama keluarga besarnya,

Ziva selalu menyempatkan diri berjama'ah di masjid... Rumah mewah itu benar-benar tak berpenghuni ketika jam sholat maghrib tiba..sementara waktu sholat yang lain hanya ayahnya yang pergi berjama'ah...

terlihat di depan jalan Farid sedang berjalan sendiri dengan santai karna memang waktu sholat maghrib masih lama..Farid sempat menoleh ke arah rumah mewah yang berada di kiri jalan ,,

"Va..Ga ke masjid ta...?teriakan Farid mengundang perhatian ibu Ziva yang tengah bersiap menuju masjid..

"Nak Farid,, kita berangkat sama-sama ya...farid tersenyum .. lesung pipinya nampak jelas di pipi kananya meski di kejauhan...

"Iya bu,, saya tunggu disini aja..



Hmpir 9 tahun sudah keluarga Ziva mengenal farid dengan baik semenjak jadi teman SMA dulu.. tentu saja farid sama sekali tidak canggung dengan keluarga Ziva.."ehem.. denger-denger kamu mau menikah rid..?"

Ah sapa bilang Bu..? belum ada yang sreg bu...La ini anak gadis saya sudah siap...apa Ziva juga ga sreg di Hati kamu..? Farid hanya tersenyum mengusap wajahnya yang memerah...

farid tak mampu menyembunyikan rasa malu..

"Iya kak , aku liat mbak Ziva sama Mas Farid ini cocok lo... Celetus Sofi

Ziva menutupi bibir menahan tawa dengan mukena yang terbungkus dalam satu tas itu... cubitan-cubitan kecil di hujamkan kepada sang ibu dan adiknya, memberi isyarat agar jangan selalu memojokannya...

tepat di halaman masjid besar itu ,,, Adzan tengah berkumandang... canda tawa,dan gurauan itu terpecah..Farid Bersama Ayah Ziva menuju bilik kanan tempat Khusus Pria bersesuci... sementara Ibu,Ziva,dan Sofi langsung menginjakan kaki ke dalam masjid ..

shof demi shof mulai tersusun rapi di dalam masjid... "Sssssst.. sini sini.. jagan rame-rame.. salah seorang pengurus masjid memberi peringatan pada anak_anak kecil yang berada di lantai 2..Assolaatu jami'a rohimakumulloh... sang Imam berseru..

"Allahu'Akbar..

Takbir awal telah menjadikan suasana hening, begitu khidmad sampai salam terakhir...

*****













Matahari telah padamkan sinarnya,memisahkan kita setelah bersama menjalani hari yang panjang,

kini bulan telah hadir bersama indahnya gemerlap bintang yang bertabur di langit gelap malam ini.

Di sini di tempat yang sunyi ini aku sendiri,kesepian tanpa ada kamu di sampingku,

aku hanya bisa termenung di bawah sinar bulan dan bintang,

ketika mata ini mulai terpejam ku ingin titipkan salam rindu melalui bulan dan bintang di langit,

tak lupa ku ingin ucapkan selamat malam untukmu kekasih ku.

semoga kita bisa berjumpa di alam mimpi kita yang indah bersama bulandan bintang,

Selamat Malam Cinta.aku tunggu kamu di mimpiku.





belum sempat membuka pemberitahuan,pesan dll... Ziva telah memposting bai-bait puisi itu ketika ia tengah membuka akun facebooknya..

Entah pada siapa bait-bait puisi itu di tujukan..

76 pemberitahuan 17 pesan dan 9 pemintaan pertemanan satu persatu ia telateni... tiba-tiba wajahnya terkejut, dahinya mengerut matanya terbelalak melotot ,, memajukan wajahnya lebih dekat dengan layar lapy..

Entah Apa yang dirasa, ketika melihat pesan itu... yang jelas , itu membuatnya bingung...





Ziva, aku menyukaimu. Maafkan kalau aku straight to the point. Aku memang begini, suka bicara apa adanya.

Perasaanku tidak datang dengan tiba-tiba, Va, melainkan sudah kupendam sejak kali pertama aku mengenalmu, saat MOS dulu. Apalagi seyummu yang sangat manis… .

Kalau kini kukirim pesan ini, va, artinya aku sudah tidak tahan lagi memendam rasa sukaku padamu di dalam dadaku. Aku harus menyampaikan kepadamu, Kak. Tentunya lewat pesan ini.

Sebenarnya aku ingin mengatakannya langsung kepadamu va, tetapi aku belum yakin bahwa kmu ingat sama aku.

Apa kmu sudah ingat sama aku?

va, aku ingin tahu jawabanmu. kamu boleh membalas surat ini. Atau, kalau kamu tidak sempat,aku bisa menemui mu..



begitulah isi pesan yang dikirim oleh Ridho...

Ziva menghela Nafas panjang..

kemudian menutup akun facebooknya tanpa membalas pesan dan melihat semua pemberitahuan.. ...

Between Consciously or Not



I have become more powerful ...

With the life that God gives to me

With a hunger that almost destroyed my spirit

And poor that presents two options for me

fight or survive ..?

I must be willing and sincere

Deleting a note of disapproval to my destiny

Notes that have been written by the hand of God

Stored in the books of angels

And it seems I have to be really opened my eyes

If this is not a dream but the reality of life

I must brave through each life that is difficult

As difficult as any dream and that's what I want to achieve

And consciously or not

I'm not a child who was born wrapped in silk

I should not be jealous of those who have everything

with as they pleased to get what they want

Only with a few words

"Daddy .. I want this" ... "Mom .. I want it"

This time I must have the courage to stand up straight in my life

And now is not my time to whine again in my life

this is the time for me to choose

"Against" not "Survive"

Because this means is "LIFE"

*aku telah menjadi lebih kuat ...
Dengan kehidupan yang Tuhan berikan kepada ku
Dengan rasa lapar yang hampir hancurkan jiwaku
Dan miskin yang menghadirkan dua pilihan bagi ku
melawan atau bertahan hidup ..?


Aku harus rela dan tulus
Menghapus catatan ketidaksetujuan terhadap takdirku
Catatan yang telah ditulis oleh tangan Allah
Disimpan dalam buku malaikat


Dan tampaknya aku harus benar-benar membuka mata ku
Jika ini bukan mimpi tapi kenyataan hidup
Aku harus berani melalui setiap kehidupan yang sulit
Sesulit apapun mimpi dan itulah yang ingin ku capai


Dan sadar atau tidak
Aku bukan anak yang lahir dibungkus sutra
Aku tidak boleh iri dengan orang-orang yang memiliki segalanya
dengan sesuka hati untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan
Hanya dengan beberapa kata
"Ayah .. Aku ingin ini" ... "Ibu .. Aku ingin"


Kali ini ku harus berani berdiri tegak dalam hidup ku
Dan sekarang bukan waktu saya merengek lagi dalam hidup ku
ini adalah waktu bagi saya untuk memilih
"Melawan" bukan "bertahan"
Karena cara ini adalah "HIDUP"


ZE Copyright 2014
05/04/2014
03 : 50 WITA

Tuesday 1 April 2014

(Tercantum di Lauh Mahfudz) - Lanjutan 1



Ziva beranjak meninggalkan ibunya , ia segera membersihkan mukanya...

Aktifitas hari itupun di mulai...

Tepat di depan rumah mewah itu, ramai terdengar suara anak-anak berangkat sekolah.

Saling menarik tas,topi,bahkan ada yang sampek melorot celana temennya sendiri...

Tepat di depan teras rumah mewah itu, pemandangan demikian hampir setiap hari terjadi..

*****



9 kilo meter dari rumah besar,mewah, dan indah itu di pinggiran kota kecil yang di penuhi gang-gang padat,gedung-gedung yang berhimpitan, bahkan antara kamar satu dengan yang lain hanya berjarak 15 cm. Jendela bertemu jendela,dan pintu bertemu pintu..

Terdapat sekumpulan ibu-ibu yang sedang asik meng-Gosip, ngomongin si mamat,si mimin,pak lurah,bu lurah, pokoknya siapa saja yang ada di benak mereka...

Tepat di pinggir ibu-ibu yang sedang ngerumpi tadi ada sebuah ruangan yang cukup besar untuk di huni sendiri , seoarang pemuda masih terkapar di dalamnya... Ruangan itu tampak kusam,berserakan. Sehingga ruangan 7x9 meter tanpa partisi itu terasa sempit.

Tiba-tiba terdengar suara sandal berjalan menuju ruangan itu,tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu dan tanpa basa-basi Rizky membuka gorden yang masih tertutup rapat di jendela itu... Cahaya matahari langsung menyentuh tubuh pemuda yang masih tidur itu.

“Do... Kamu gak kerja hari ini..??

Rido hanya menggeliat seperti cacing kepanasan..

“Jam brapa sekarang..? (Suara rido masih seperti orang ngelantur)

Setengah 7 .. Sambil menyiapkan perlengkapan kuliahnya Rizky mengingatkan Rido kembali.

“Do,kamu kerja apa nggak..? Aku mau brangkat nih.. “Iya,,iya,,

Rido terbangun dan sekali lagi menggeliat sambil menguap, rupanya ia masih mengantuk karna begadang semalaman...

*****







Tiiin tiiiiin... Farid menghentikan laju motornya ketika bertemu Ziva di jalan... Ziva yang hendak membeli sayuran sempat terkejut, apa aku jalan di tengah jalan ya..? Kok ada yang ngelakson...? Ziva menggerutu dalam hati..

“Loh’ Ngga Ngajar ya hari ini.. Eh kamu Rid ,,kirain siapa tadi.. Hari ini aku libur ... Kamu mau berangkat ya..?

Iya nih .. “Kok tumben lewat sini....? Biasanya aku ga pernah liat kamu lewat depan rumah ku...?

Farid sempat bingung, “eh,, tadi kamu bangun jam brapa..? Biasanya aku sms jam 5 udah bangun, tadi kamu bangkong ya ..? Farid memncoba memecah suasana itu.. Ziva tersenyum sambil menyimpan rasa heran atas tanya yang tak terjawab ...

“Ya udah aku berangkat dulu ya Va.. Dengan tergesa-gesa Farid menyalakan motornya..

“Siapa tu Neng “ si penjual sayur Iseng-iseng menanyakan hal itu..

Temen sekolah dulu bang”

“Ehem-ehem” dulu temen sekolah,sekarang temen deket gitu maksutnya..?

Celetus si penjual sayur kepada Ziva..

penjual sayur itu rupanya membuat Ziva terpingkal...

Terucap Istighfar dari bibir Ziva setelah tertawa cekikikan karna ulah si tukang sayur yang mengira farid adalah pacar Ziva..

“Gak boleh gitu bang”,, sambil memilih-milih sayuran yang akan di masak hari ini...



Tanpa di sadari 20 menit sudah berlalu.. Sesampainya dirumah Zifa terkejut melihat sang bunda...

setumpuk piring,gelas,sendok dan peralatan dapur yang lain telah di rampungkan dengan kedua tangannya..

Ziva nampak kecewa melihat ibunya mengusap keringatnya sendiri... Wajahnya yang sayu terlihat menahan letih..

“kenapa ibu mengerjakannya..?” Aku bisa menyelesaikan semua ini bu..!!!

Ziva menatap raut wajah ibunya dalam-dalam..

Sang ibu hanya mengusap wajahnya yang penuh keringat.... “Nduuuk.. Beli sayur apa tadi..?” sini ibu yang masak... Ziva menggeleng-gelengkan kepala,mengelus dada sembari mengucap Astaghfirulloh..... Ziva menyuguhkan segelas teh untuk ibu... Melihat perlakuan Ziva, sang ibu benar-benar bangga...

Namun justru wajah tua itu kian terlihat murung,,, tersirat harapan besar di benak sang ibu... Sang ibu berharap, kelak kedua anak gadisnya(Ziva dan Sofi) itu bisa bahagia bersama imam yang akan membimbing hidupnya... Air mata itu menetes perlahan ..

Sang ibu mencoba memanipulasi air matanya dengan keringat di kening nya..

Percuma saja, raut wajah itu sangat terlihat jelas oleh Ziva..

“Maaaaa... Mamaaaa..”

Terdengar suara keras dari ruang Mushola memecah keheningan suasana itu..

Ibu bergegas lari..

“Iya yaaah’ jawab sang ibu tergesa-gesa...

Sarapan belum mateng ya..

“Bentar lagi yah” Ziva lagi masak lauknya..

Ya sudah,, Ayah makan di kantor sajalah.. Lagi pula Ayah belum lapar..

To be Continued..

Sunday 30 March 2014

Inilah Hidup Ku



Aku sering melakukan kesalahan

Tapi bukan berarti tidak ada hal benar yang pernah kulakukan

Silahkan kalian mau fokus menilai yang mana

Karena aku akan lebih memusingkan

Memperbaiki yang keliru

Menyempurnakan yang benar



Iya,

Aku juga sering menangis

Satu dua bahkan terisak dalam, tergugu

Tapi bukan berarti aku tidak pernah tertawa

Silahkan kalian mau menilai yang mana

Karena aku memilih mengingat hal2 membahagiakan

Belajar dari hal2 menyedihkan

Agar besok tidak terulang kembali




Iya,

Aku pun sering menyesal

Bahkan satu-dua penyesalan lama bertahun2

Tapi bukan berarti aku tidak berdiri gagah menghadapi hidup ini

Silahkan kalian mau menghakimi apapun

Karena aku lebih baik berdiri setiap kali terjatuh

Menjadikan kekeliruan sebagai masukan

Dan memastikan tidak ada penyesalan di ujung kisah




Iya,

Aku tidak sempurna

Aku boleh jadi juga tidak pintar

Tapi aku akan melalui kehidupan ini

Hari demi hari

Melihat dunia terbentang luas

Belajar banyak hal

Apapun yang akan kalian katakan

Inilah hidupku

Dan kebahagiaanku ada di hatiku

Bukan di hati kalian