This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Monday 21 April 2014

Kartini Tanpa Konde

April identik dengan Hari Kartini. Seorang pahlawan wanita yang dianggap berjasa dalam memperjuangkan kesetaraan perempuan Indonesia. Ya, walaupun istri dari RMAA Singgih Djojo Adhiningrat ini sudah meninggal 17 September 1904 silam, namanya tak ikut tenggelam. Gelar sebagai pejuang emansipasi membuatnya tak pernah mati.
Padahal—tanpa bermaksud menggugat jasanya—Kartini sejatinya ¨hanya¨ dikenal dari buku karya JH Abendanon berjudul ¨Door Duisternis Tot Licht¨ atau terjemahannya ¨Habis Gelap Terbitlah Terang¨ karya Armijn Pane. Apa yang dilakukan Kartini baru sebatas wacana, belum pada tingkatan aksi. Entahlah, jika tanpa bukti buku itu, apakah nama Kartini akan harum mewangi, atau bahkan layak menyandang gelar pahlawan sejati.
Pasalnya, aksi nyatanya di bidang pendidikan, politik atau sosial tak pernah terungkap. Barangkali karena umurnya yang pendek. Ya, belum usai gagasannya untuk memajukan pendidikan kaum perempuan, Allah SWT memanggil-Nya pada usia 25 tahun. Saat itu cahaya hidayah juga sedang menggelora berkat pertemuan singkatnya dengan KH Sholeh Darat.
Sepeninggal Kartini, barulah didirikan sekolah wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Sekolah itu bernama “Sekolah Kartini”.
Menyembunyikan Kodrat
Berkat jejak gagasannya berupa kumpulan surat kepada sahabat-sahabatnya, Kartini ditasbihkan sebagai ikon pejuang emansipasi. Ironis, gelar itu disematkan justru ketika buah pikirannya ditafsirkan jauh melenceng dari kehendak Kartini. Apa yang diperjuangkannya sangat bertentangan dengan nafas emansipasi itu sendiri.
Kartini sama sekali tidak hendak menyetarakan perempuan dengan laki-laki sama persis sebagaimana yang dipahami kebanyakan perempuan masa kini. Sebaliknya, Kartini menghendaki penguatan peran perempuan sebagaimana kodratnya sebagai ibu rumah tangga dan pendidik anak-anaknya di rumah.
Yang diinginkan Kartini adalah para perempuan mendapat akses pendidikan agar kelak mampu menjalankan kedua fungsi utamanya itu dengan sempurna. Hal ini tampak jelas dalam kutipan salah satu suratnya: “Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan bagi anak-anak perempuan, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama.” ( Surat Kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1902).
Tapi lihatlah saat ini, pemikiran Kartini telah ditafsirkan kebablasan. Setelah akses pendidikan dimiliki kaum perempuan, mereka lantas menuntut lebih dari itu. Gelar, titel dan ijazah pendidikan tinggi telah menuntut perempuan untuk digaji berupa materi. Akhirnya kaum perempuan menyembunyikan kodratnya dan menyulap diri layaknya laki-laki, yakni bekerja demi materi.
Jika Kartini masih hidup, niscaya air matanya tak akan berhenti mengalir melihat kiprah perempuan masa kini yang semakin mengingkari fitrahnya.
Perempuan yang semakin malu mengakui profesinya sebagai ibu rumah tangga dan minder ḧanya karena tak bekerja. Perempuan yang enggan taat pada suaminya dengan alasan kesetaraan. Perempuan yang lebih bangga menjanda, menjadi single parent atau lajang mandiri. Perempuan yang dieksploitasi habis-habisan di berbagai lapangan kehidupan dengan mengabaikan tugas utamanya di rumah.
Teladan Inspiratif
Tanpa mengerdilkan jasa-jasa Kartini, rekam jejak perjuangan para shahabiyah dan Muslimah generasi terdahulu jauh lebih dasyat. Gagasan dan jasa-jasa mereka begitu membumi dan inspiratif. Tak akan ada habisnya mengisahkan keunggulan generasi Muslimah mulia itu.
Contohnya Khadijah ra. Perempuan cantik dan kaya raya ini banyak dilirik pembesar Quraish untuk dipersunting, namun lebih rela dinikahi pemuda miskin bernama Muhammad. Terkenalnya seorang Khadijah bukan karena kecantikan wajahnya, namun karena pengorbanannya yang demikian fenomenal dalam mendukung perjuangan dakwah Rasullulah SAW.
Sampai-sampai Rasul pun memuji: “Demi Allah, tidak ada ganti yang lebih baik dari dia, yang beriman kepadaku saat semua orang ingkar, yang percaya kepadaku ketika semua mendustakan, yang mengorbankan semua hartanya saat semua berusaha mempertahankannya dan … darinyalah aku mendapatkan keturunan.” Begitulah Khadijjah, istri sejati, Muslimah yang dengan segenap kemampuan dirinya berkorban demi kejayaan Islam. Adakah perempuan masa kini yang menyamai pengabdiannya?
Begitupun Aisyah ra, salah seorang istri Nabi dan juga cendekiawan muda. Para sahabat banyak mendulang ilmu dari beliau. Aisyah dikenal cerdas dan pandai sehingga menjadikannya termasuk al-mukatsirin (orang yang terbanyak meriwayatkan hadits). Muslimah yang wafat pada usia 63 tahun ini telah meriwayatkan 2.210 hadits dari Rasulullah SAW. Di antaranya, 297 hadits tersebut dalam kitab shahihain dan yang mencapai derajat muttafaq ‘alaih 174 hadits. Duhai, adakah Muslimah masa kini yang mampu menandingi hafalannya di bidang hadits ini?
Adapula Asma binti Yazid, seorang mujahidah yang membinasakan sembilan tentara Romawi pada Perang Yarmuk. Perang antara kaum Muslimin melawan pasukan Romawi (Bizantium), negara super power saat itu, terjadi pada 13 H/ 634 M. Dalam perang besar itu Asma binti Yazid bersama kaum Mukminah lainnya berada di barisan belakang laki-laki.
Mereka mengerahkan segenap kekuatan untuk menyuplai persenjataan, memberi minum, mengurus yang terluka, dan mengobarkan semangat jihad. Tak hanya itu, berbekal tiang kemah, Asma menyusup ke tengah-tengah medan tempur dan menyerang musuh yang ada di kanan dan kirinya, hingga berhasil membunuh sembilan tentara Romawi. Tak layakkah perempuan ini menjadi inspirasi bagi kejayaan perempuan masa kini?
Satu lagi adalah Fatimah, istri Khalifah Umar bin Abdul Azis. Ia rela menanggalkan kemewahan mengikuti jejak suaminya untuk hidup bersahaja karena takut kepada Allah SWT. Ya, sebelum menjadi Khalifah, mereka hidup berkecukupan. Namun karena takut korupsi atau memanfaatkan harta rakyat, Umar bin Abdul Azis menolak fasilitas negara.
Fatimah pun ikhlas hidup serba terbatas. Padahal ia punya pilihan jika tak ingin ikut menderita. Begitu sederhananya mereka, orang yang belum mengenal tidak menyangka bahwa mereka adalah pasangan penguasa umat islam kala itu.
Dikisahkan, suatu hari datanglah wanita Mesir untuk menemui Khalifah. Sesampai di rumah yang ditunjukkan, ia melihat wanita cantik dengan pakaian sederhana sedang memperhatikan seseorang yang memperbaiki pagar rumah yang rusak itu.
Setelah berkenalan si wanita Mesir baru sadar bahwa wanita itu adalah Fatimah, istri sang Amirul Mukminin. Tamu itu pun menegur, “Ya Sayyidati…, mengapa engkau tidak menutup auratmu dari orang yang sedang memperbaiki pagar rumahmu?” Seraya tersenyum Fatimah menjawab, “Dia adalah Amirul Mukminin yang sedang engkau cari.¨ Subhanallah, hampir mustahil menemukan ¨Fatimah-Fatimah¨ seperti ini di zaman sekarang.

Oleh : Kholda Naajiyah (Udah dapet ijin copas)
https://www.facebook.com/Htiinfokom/posts/238227796380003:0

Syair Gus Dur (Tanpo Waton) dan Terjemah Bahasa Indonesia

"Bila nama besar Bung Karno tempoe doeloe –terutama di luar negeri– melebihi Indonesia atau katakanlah Indonesia adalah Bung karno dan Bung Karno adalah Indonesia, ada saatnya nama besar Gus Dur melebihi NU atau katakanlah NU adalah Gus Dur dan Gus Dur adalah NU."( Gus Mus )



Syair "Tanpo waton" atau yang lebih kita kenal sebagai syair "Gus Dur" ini disusun oleh KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) –rahimahullah- dua bulan menjelang beliau wafat. Dari sumber lain juga disebutkan bahwa sebenarnya syair ini di ciptakan oleh hadratus syeikh Hasyim Asy'ari (Kakek Gus Dur) yang kemudian di kumandangkan lagi oleh Gus Dur. Isi syair berbahasa jawa ini sarat dengan nilai-nilai spiritual yang sangat patut kita resapi makna dibaliknya.


Berikut adalah isi syair Gus Dur (Tanpo Waton) yang sudah saya lengkapi dengan translete(terjemah)nya dalam bahasa Indonesia dibagian bawah. Untuk file mp3-nya bisa didownloaddisini:


ا ستغفرالله رب البرايا # استغفرالله من الخطايا
رب زدني علما نافعا # و وفقني عملا صالحا
يا رسول الله سلام عليك # يارفيع الشان و الدرج
عطفـة ياجيرة العالم # يااهيل الجود و الكرم

Ngawiti ingsun nglaras syi'iran # Kelawan muji maring pengeran
Kang paring rohmat lan kenikmatan # Rino wengine tanpo pitungan

Rino wengine tanpo pitungan...

Duh bolo konco priyo wanito # Ojo mung ngaji syare'at bloko
Gur pinter ndongeng nulis lan moco # Tembe mburine bakal sangsoro

Tembe mburine bakal sangsoro...

Akeh kang apal Qur'an Haditse # Seneng ngafirke marang liyane
Kafire dewe dak digatekke # Yen isih kotor ati akale

Yen isih kotor ati akale...

Gampang kabujuk nafsu angkoro # Ing pepaese gebyare donyo
Iri lan meri sugihe tonggo # Mulo atine peteng lan nisto

Mulo atine peteng lan nisto...

Ayo sedulur jo nglaleake # Wajibe ngaji sa'pranatane
Nggo ngandelake iman tauhide # Baguse sangu mulyo matine

Baguse sangu mulyo matine...

Kang aran sholeh bagus atine # Kerono mapan seri ngelmune
Laku thoriqot lan ma'rifate # Ugo haqiqot manjing rasane

Ugo haqiqot manjing rasanee...

Al-Qur'an Qodim wahyu minulyo # Tanpo tinulis iso diwoco
Iku wejangan guru waskito # Den tancepake ing jero dodo

Den tancepake ing jero dodo...

Kumantil ati lan pikiran # Mrasuk ing badan kabeh jeroan
Mu'jizat rosul dadi pedoman # Minongko dalan manjinge iman

Kelawan Alloh kang moho suci # Kudu rangkulan rino lan wengi
Ditirakati diriyadlohi # Dzikir lan suluk jo nganti lali

Dzikir lan suluk jo nganti lali...

Uripe ayem rumongso aman # Dununge roso tondo yen iman
Sabar narimo nadjan pas-pasan # Kabeh tinakdir saking pengeran

Kabeh tinakdir saking pengeran...

Kelawan konco dulur lan tonggo # Kang podo rukun ojo dursilo
Iku sunnahe rosul kang mulyo # Nabi Muhammad panutan kito

Nabi Muhammad panutan kito...

Ayo nglakoni sekabehane # Alloh kang bakal ngangkat drajate
Senadjan asor toto dzohire # Ananging mulyo maqom drajate

Ananging mulyo maqom drajate...

Lamun palastro ing pungkasane # Ora kesasar roh lan sukmane
Den gadang Alloh swargo manggone # Utuh mayite ugo ulese

Utuh mayite ugo ulese...

يا رسول الله سلام عليك # يارفيع الشان و الدرج
عطفـة ياجيرة العالم # يااهيل الجود و الكرم

-------------------------------------------------------------------------------------------------
Terjemahan Bahasa Indonesia kurang lebih berikut :
-------------------------------------------------------------------------------------------------


ا ستغفرالله رب البرايا # استغفرالله من الخطايا
رب زدني علما نافعا # و وفقني عملا صالحا
يا رسول الله سلام عليك # يارفيع الشان و الدرج
عطفـة ياجيرة العالم # يااهيل الجود و الكرم


Aku memulai menembangkan (menyanyikan) sya’ir # Dengan memuji kepada Tuhan
Yang memberi rahmat dan kenikmatan # Siang dan malam tanpa perhitungan

Wahai para sahabat pria dan wanita # jangan hanya belajar syari’at saja
Hanya pandai mendongeng (bicara),menulis dan membaca # Akhirnya hanya akan sengsara

Banyak yang hafal al-Qur’an dan hadistnya # Suka mengkafirkan orang lain
Kekafirannya sendiri tidak diperhatikan # Kalau masih kotor hati dan akalnya

Mudah tertipu nafsu angkara # Dalam hiasan gemerlapnya dunia
Iri dan dengki kekayaan tetangga # Maka hatinya gelap dan nista

Mari saudara jangan melupakan # Kewajiban mengaji (belajar) lengkap dengan aturannya
Untuk menebalkan iman tauhidnya # Bagusnya bekal mulia matinya

Yang disebut orang shaleh itu bagus hatinya # Karena sempurna seri keilmuannya
Melakukan thariqat dan ma’rifatnya # Juga hakekat meresap rasanya

Al-qur’an qodhim wahyu yang mulia # Tanpa ditulis bisa dibaca
Itu wejangan (pesan) guru yang waskita # Ditancapkan ke dalam dada

tergantung (tertempel) di hati dan pikiran # Merasuk ke dalam badan dan tubuh
Mu’jizat rasul ( Al-qur’an ) jadi pedoman # Sebagai jalan masuknya iman

Kepada Allah yang Maha suci # Harus berpelukan (mendekatkan diri) siang dan malam
Diusahakan dan dilatih # Dzikir dan suluk jangan sampai dilupakan

Hidupnya tentram dan merasa aman # Itulah perasaan tanda beriman
Sabar menerima meskipun (hidup) pas-pasan # Semua sudah ditakdirkan dari Tuhan

Terhadap teman , saudara dan tetangga # Rukunlah jangan bertengkar
Itu sunnah Rasul yang mulia # Nabi Muhammad suri tauladan kita

Mari jalani semuanya # Allah yang akan mengangkat derajatnya
Meskipun rendah secara lahiriah # Namun mulia kedudukan derajatnya disisi Allah

Ketika ajal telah datang di Akhir # Tidak tersesat roh dan sukma(raga)nya
Disanjung Allah surga tempatnya # Utuh (lengkap) jasadnya juga kain kafannya


يا رسول الله سلام عليك # يارفيع الشان و الدرج
عطفـة ياجيرة العالم # يااهيل الجود و الكرم