Tuesday 1 April 2014

(Tercantum di Lauh Mahfudz) - Lanjutan 1



Ziva beranjak meninggalkan ibunya , ia segera membersihkan mukanya...

Aktifitas hari itupun di mulai...

Tepat di depan rumah mewah itu, ramai terdengar suara anak-anak berangkat sekolah.

Saling menarik tas,topi,bahkan ada yang sampek melorot celana temennya sendiri...

Tepat di depan teras rumah mewah itu, pemandangan demikian hampir setiap hari terjadi..

*****



9 kilo meter dari rumah besar,mewah, dan indah itu di pinggiran kota kecil yang di penuhi gang-gang padat,gedung-gedung yang berhimpitan, bahkan antara kamar satu dengan yang lain hanya berjarak 15 cm. Jendela bertemu jendela,dan pintu bertemu pintu..

Terdapat sekumpulan ibu-ibu yang sedang asik meng-Gosip, ngomongin si mamat,si mimin,pak lurah,bu lurah, pokoknya siapa saja yang ada di benak mereka...

Tepat di pinggir ibu-ibu yang sedang ngerumpi tadi ada sebuah ruangan yang cukup besar untuk di huni sendiri , seoarang pemuda masih terkapar di dalamnya... Ruangan itu tampak kusam,berserakan. Sehingga ruangan 7x9 meter tanpa partisi itu terasa sempit.

Tiba-tiba terdengar suara sandal berjalan menuju ruangan itu,tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu dan tanpa basa-basi Rizky membuka gorden yang masih tertutup rapat di jendela itu... Cahaya matahari langsung menyentuh tubuh pemuda yang masih tidur itu.

“Do... Kamu gak kerja hari ini..??

Rido hanya menggeliat seperti cacing kepanasan..

“Jam brapa sekarang..? (Suara rido masih seperti orang ngelantur)

Setengah 7 .. Sambil menyiapkan perlengkapan kuliahnya Rizky mengingatkan Rido kembali.

“Do,kamu kerja apa nggak..? Aku mau brangkat nih.. “Iya,,iya,,

Rido terbangun dan sekali lagi menggeliat sambil menguap, rupanya ia masih mengantuk karna begadang semalaman...

*****







Tiiin tiiiiin... Farid menghentikan laju motornya ketika bertemu Ziva di jalan... Ziva yang hendak membeli sayuran sempat terkejut, apa aku jalan di tengah jalan ya..? Kok ada yang ngelakson...? Ziva menggerutu dalam hati..

“Loh’ Ngga Ngajar ya hari ini.. Eh kamu Rid ,,kirain siapa tadi.. Hari ini aku libur ... Kamu mau berangkat ya..?

Iya nih .. “Kok tumben lewat sini....? Biasanya aku ga pernah liat kamu lewat depan rumah ku...?

Farid sempat bingung, “eh,, tadi kamu bangun jam brapa..? Biasanya aku sms jam 5 udah bangun, tadi kamu bangkong ya ..? Farid memncoba memecah suasana itu.. Ziva tersenyum sambil menyimpan rasa heran atas tanya yang tak terjawab ...

“Ya udah aku berangkat dulu ya Va.. Dengan tergesa-gesa Farid menyalakan motornya..

“Siapa tu Neng “ si penjual sayur Iseng-iseng menanyakan hal itu..

Temen sekolah dulu bang”

“Ehem-ehem” dulu temen sekolah,sekarang temen deket gitu maksutnya..?

Celetus si penjual sayur kepada Ziva..

penjual sayur itu rupanya membuat Ziva terpingkal...

Terucap Istighfar dari bibir Ziva setelah tertawa cekikikan karna ulah si tukang sayur yang mengira farid adalah pacar Ziva..

“Gak boleh gitu bang”,, sambil memilih-milih sayuran yang akan di masak hari ini...



Tanpa di sadari 20 menit sudah berlalu.. Sesampainya dirumah Zifa terkejut melihat sang bunda...

setumpuk piring,gelas,sendok dan peralatan dapur yang lain telah di rampungkan dengan kedua tangannya..

Ziva nampak kecewa melihat ibunya mengusap keringatnya sendiri... Wajahnya yang sayu terlihat menahan letih..

“kenapa ibu mengerjakannya..?” Aku bisa menyelesaikan semua ini bu..!!!

Ziva menatap raut wajah ibunya dalam-dalam..

Sang ibu hanya mengusap wajahnya yang penuh keringat.... “Nduuuk.. Beli sayur apa tadi..?” sini ibu yang masak... Ziva menggeleng-gelengkan kepala,mengelus dada sembari mengucap Astaghfirulloh..... Ziva menyuguhkan segelas teh untuk ibu... Melihat perlakuan Ziva, sang ibu benar-benar bangga...

Namun justru wajah tua itu kian terlihat murung,,, tersirat harapan besar di benak sang ibu... Sang ibu berharap, kelak kedua anak gadisnya(Ziva dan Sofi) itu bisa bahagia bersama imam yang akan membimbing hidupnya... Air mata itu menetes perlahan ..

Sang ibu mencoba memanipulasi air matanya dengan keringat di kening nya..

Percuma saja, raut wajah itu sangat terlihat jelas oleh Ziva..

“Maaaaa... Mamaaaa..”

Terdengar suara keras dari ruang Mushola memecah keheningan suasana itu..

Ibu bergegas lari..

“Iya yaaah’ jawab sang ibu tergesa-gesa...

Sarapan belum mateng ya..

“Bentar lagi yah” Ziva lagi masak lauknya..

Ya sudah,, Ayah makan di kantor sajalah.. Lagi pula Ayah belum lapar..

To be Continued..

0 komentar:

Post a Comment